Mungkin itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan suasana hati saya saat ini. Pikiran, perasaan, keinginan dan lain sebagainya sedang berkecamuk di dalam diri. Akhirnya, baru saja saya putuskan untuk memilah-milah persoalan dan beban yang perlu segera saya pikirkan atau selesaikan. Paling kurang biar ada pengurangan masalah.
Beberapa masalah dapat saya abaikan untuk malam ini. Rencananya akan saya tanggulangi besok, lusa, tula atau entah kapan. Setelah dipilah-pilah, ternyata cuma ada satu yang mengganjal untuk malam ini. Yakni masa lalu. Ada begitu banyak kebahagiaan, tapi tak sedikit kesedihan. Sudah pasti yang membahagiakan jadi kenangan. Susahnya untuk yang menyedihkan, karena karena menyakitkan, apalagi kalau terus diingat.
Tahapan memilah saya ulangi di sub masalah 'yang menyedihkan'. Saya pilah dalam kategori penting atau tak penting, membangun atau malah menjatuhkan, menguatkan atau melemahkan. Jawaban yang saya dapat adalah hampir sama, antara kriteria positif dan negatifnya. Hahaha, sudah pasti itu karena berhubungan dengan perasaan.
Akhirnya tibalah saya pada satu kesimpulan. Selalu harus ada yang dikesampingkan.Koq bisa? Truss? Ya bisa saja. Tokh sejak awal saya sedang memilah,dan setelah dipilah sana-sini, saya dapatkan prioritas masalah. Namun tahapan kesimpulan mengharuskan saya kesampingkan yang soal masa lalu ini.
Sampai di sini harusnya saya menaikan posisi urutan masalah kedua dari hasil memilah tadi. Namun setelah dipikir-pikir, masalah yang ada di urutan keduapun perlu saya kesampingkan. Sebab tak mungkin saya selesaikan malam ini.
Maka tak ayal, semua urutan masalah yang ada jadinya harus saya kesampingkan malam ini. Sebab yang saya butuhkan sekarang adalah saat yang teduh. Paling kurang untuk mengucap syukur pada TUHAN atas segala kebaikanNya dan untuk menyiapkan diri menjalani jadwal rutin tiap tanggal satu. Apa itu? Ah rasanya tak perlu saya jelaskan di sini. Yang pasti bukan soal gajian, atau perpuluhan, ini masalah pribadi (lainnya) dengan TUHAN.
Selain saat teduh, saya ingin menulis catatan ini. Dan di akhir tulisan ini saya diyakinkan bahwa saya butuh istirahat. Kesampingkan masalahmu dan beristirahatlah.. Bukan karena tak mau memikirkannya atau lari dari masalah, tapi biarlah kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Uppsss, jangan ketawa dulu, sebab ini bukan kata-kata penghiburan untuk masalah saya. Sebab memang saya butuh istirahat..
Bagaimana dengan Anda.?
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." ~ Matius 6:34
01 November 2010